Caraku Mendapatkan Mama

Mama
0


Aku adalah seorang lelaki biasa, bukanlah lelaki idola, idaman wanita. Dibesarkan oleh seorang ibu, ayahku meninggal saat aku kecil. Namaku Ayman, tepatnya Ayman Abu Aita. Sedang mamaku namanya Sekar. Usianya kira-kira empat puluhan. Kini mama bekerja seorang diri. Kerja keras ayahku dulu membuatku tinggal di rumah yang cukup besar, dengan kolam di bagian belakangnya.

Aku dan mama lumayan dekat. Sejak kecil, aku sering main berantem dengan mama. Suatu hari kami mau renang bareng. Namun belum juga sampai kolam, entah siapa yang memulai, kami sudah bertarung lagi, seperti gulat di smackdown versi edwin jodi. Aku saat itu hanya memakai kolor, sedang mama hanya memakai bikini saja.

Tentu saja gesekan kulit ke kulit sulit untuk dihindari. Mama menabrakan kepala ke selangkanganku, langsung kucengkram tubuhnya membuat tanganku memegang susunya. Tabrakan mama membuatku tersungkur ke lantai, cengkraman tangan di tubuh mama tetap tak kulepas. Kakiku mengunci tubuh mama.

Mama menggeliat berusaha membebaskan diri. Akibatnya pantat mama menggesek selangkanganku dan lenganku meremas susunya. Efeknya sunggh tak terduga, kontolku langsung ngaceng di bawah tekanan pantat. Mama menyadi kontolku yang sudah ngaceng, lantas menyerah. Kulepas mama sambil menikmati kemenanganku.

Mama melihat selangkanganku dan berkata sambil tersenyum, anak mama udah gede yah.

Aku ikut melihat selangkanganku, ternyata terlihat jelas kalau kontolku ngaceng. Aku menatap mama, khawatir. Namun wajah mama menyiratkan sesuatu yang membuatku tenang. Mama menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi.

Sejak kejadian itu, pandanganku terhadap mama jadi berubah. Aku mulai masturbasi sambil membayangkan mama. Wajah mama memang biasa saja, namun tubuhnya lumayan subur. Sudah tidak langsing lagi layaknya abg. Kadang kuambil cd yang telah mama pakai dan kupakai masturbasi. Saat mama tak ada di rumah, aku buka lemarinya dan kugosok-gosok baju mama dengan kontolku, tidak sampai keluar.

Karena mulai sering membuka lemari mama, aku menemukan sebuah vibrator yang ketika kupegang ternyata lengket. Aku mulai masturbasi sambil menjilati vibrator itu. Saat keluar, kuusap kontolku ke vibrator hingga vibrator itu dipenuhi pejuku. Lantas kusimpan lagi vibrator itu.

Aku juga mulai memperhatikan selangkangan mama, berharap bisa menyemprotkan pejuku di sana. Setiap ada kesempatan, aku juga berusaha melihat apa yang seharusnya tak kulihat.

***

Jumat sore, aku berdiri di balik pintu rumah sambil memegang pisau dapur. Ketika pintu dibuka mama tak bisa melihatku karena aku terhalangi oleh pintu. Saat mama masuk, aku langsung bekap mulut mama dengan tangan kiri sementara pisauku dikenakan ku leher mama.

Kusamarkan suaraku, diam lu kalau gak mau gw bunuh.

Karena shok, mama diam, kudorong mama hingga menekan tembok lantas kututpi mata mama dengan kain. Kututup sedemikian rupa hingga kuyakin mama tak bisa mengintip. Setelah itu kuikat tangan mama. Tentu kain dan pengikat sudah kusiapkan sebelumnya. Setelah itu, mama kubawa ke ruang tamu dan kududukan di sofa.

Mmmm Mau apa kamu?

Kukenakan lagi pisau ke leher mama, kusamarkan suaraku, gw cuma mau lu nurut, kecuali lu udah bosen hidup, gw bisa bantu lu pulang.

Mama kini gemetaran. Hatiku serasa tak tega. Sepertinya aku pergi saja meninggalkannya. Namun, tubuh mama yang gemetaran membuat roknya agak naik. Aku duduk di samping mama, kutempelkan lagi pisau ke leher mama, tanganku mengelus kakinya membuat roknya tersibak. Tubuh mama menegang.

Jangan, tolong jangan. Ambil saja semua uang.

Diam… Lantas kuhentikan ucapanku karena menyadari suaraku belum tersamarkan. Untungya mama tak menyadari itu. Kini kusamarkan suara,

sekali lagi lu ngomong tanpa gw suruh, lu bakal gw… sengaja kugantung kalimatku membiarkan imajinasi mama yang melanjutkan.





Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top