Caraku Mendapatkan Mama 2



Tanganku makin masuk ke dalam rok mama membelai pahanya. Kulitnya sungguh halus, sehalus pantat bayi. Hingga jemariku menyentuh cd mama. Kueluskan jariku di cd mama. Elusanku kunaikan ke atas, lantas kumasuki cd mama hingga jemariku menyentuh jembutnya. Kuturunkan jemariku hingga mulai menyentuh belahan memek mama.

Tak ingin terbuai keadaan, kuangkat rok mama dan kembali menyamarkan suara, kita liat lu punya apaan.

Terlihatlah cd mama. Karena mama terikat dan tak bisa melihat, aku bisa melihat dan menyentuh sepuasnya. Kulebarkan paha dan kudekatkan wajahku ke cd mama. Kuhirup selangkangan mama. Kukecup dan kucium cd mama sambil mengelus kontolku. Saat ciumanku bergerak menekan, mama kembali mengerang.

Kuangkat pinggul mama dan kuturunkan cdnya. Akhirnya aku bisa melihat apa yang telah kuimpikan selama ini. Di depanku terpampang memek mama. Jembutnya agak lumayan.

Kini aku siap melangkah ke rencanaku selanjutnya.

Aku bergerak ke belakang mama dan menyumpal mulutnya. Mama menggeliat mencoba berontak.

Kusamarkan suara, diem lu. Ada yang datang.

Mama diam, seolah sedang berusaha mendengar apa yang kukatakan. Pelan-pelan, berusaha tanpa menimbulkan suara, aku melangkah ke pintu depan. Aku menunggu beberapa saat, lantas ku buka. Kututup lagi pintu.

Kusamarkan suara, diem lu kalau masih mau hidup.

Aku melihat mama mulai bergerak-gerak di sofa.

Kusamarkan suara, Tenang, gw bawa lu biar lu gak nabrak.

Kuseret kakiku hingga ke ruang tamu. Kusamarkan suara lagi, kayaknya anaklu ikut gabung nih.

Mama langsung menutup paha menyembunyikan memeknya. Aku melangkah melepas ikatan mulutnya.

Jangan lukai dia. Kuberikan semua yang kupunya. Tapi tolong, jangan sakiti anak saya, kata mama memohon.

Mah, ada apa ini mah? kataku bersuara normal.

Kusamarkan suara, gw gak mau lukai siapa pun, tapi kalau terpaksa ya apa boleh buat. Kalau lu ga nurut apa kata gw… gw gak jamin ada yang selamat. Sengaja gw tutup mata lu pada biar gak tau siapa gw. Kalau lu ada yang ngintip, gw bunuh di tempat. Ngerti lu?

Kuhentikan kata-kataku membiarkan mama mencernanya. Kusamarkan lagi suara, gw tanya lu ngerti gak?

Iya, kata mama pelan.

Kusamarkan suara, kalau lu ngerti gak?

Kunormalkan suara, iya, gw ngerti. Jangan lukai kami.

Bener nak, mama mencoba menghiburku. Kamu jangan ngelawan. Kita diam aja sampai semuanya usai.

Kasih sayang yang timbul di suara mama membuatku tak tega. Mama yang duduk dengan mata tertutup mencoba menenangkanku yang dikira mama sama sedang menjadi korban.

Kusamarkan suara, bagus, namalu siapa?

Ayman, kataku normal.

Kalau mamamu?

Sekar, mama menjawabnya, eh, menjawabku, bukan, dia. Makin ke sini makin membuatku bingung. Aku harus benar-benar konsentrasi dengan permainan ini.

Kusamarkan suara, Man, gw kasih lu hadiah. Gw bakal buka tutup matalu, tapi lu gak boleh berpaling liat gw. Kecuali lu mau gw bunuhlu dan mamalu.

Mah! teriakku dalam suara normal, aku berusaha agar terdengar terkejut sebisa mungkin.

Mama menyadari anaknya melihat tubuhnya yang telangjang dari pinggang ke bawah. Mama lantas menyilangkan kaki. Kini memeknya benar-benar tak terlihat.

Kusamarkan suaraku, Sekar, buka lebar-lebar kakilu. Gak pantes lu tutupi apa yang udah lu kasih liat ke gw. Kasih maman juga! Sengaja kupanggil namaku dengan kata ‘maman.’

Mama perlahan-lahan melebarkan kaki, menampilkan memeknya untuk dilihat anaknya.

Kusamarkan suara, man, lu berlutut di depan mamalu trus liat baik-baik memek mamalu.

Kutekankan wajah ke memek mama seolah-olah sedang didorong kepalaku dari belakang. Aku berpura-pura menarik wajahku dari tekanan. Kugosok lagi kepalaku dan kutarik lagi, walau secuil, secuil.

Kusamarkan suara, sekali lagi lu ngelawan, lu bakal tau akibatnya. Bilang ke mamamu di mana sekarang pisau gw hah?

Kunormalkan suara, pisaunya nempel di leher mah, kataku berusaha terdengar ketakutan.

Jangan, jangan sakiti anakku. Dia gakkan ngelawan lagi. Man, sayang, lakuin apa kata dia. Jangan ngelawan.

Aku tersenyum mendengar mama yang mengizinkanku melakukan apa pun.

Kusamarkan suara, liat memek mamalu, pegang, periksa. Apa yang lu liat?

Kutatap memek mama hingga puas. Aku senang mengetahui kalau mama menyadari anaknya sedang melihat memeknya. Perlahan kusentuh memek mama dengan jariku membuat mama mendesah, tapi mama tak menyuruhku berhenti. Kuelus jembutnya dan kutekan-tekan di beberapa bagian, akhirnya kubuka bibir memek mama.

Aku mulai melakukan apa yang aku suruh, memeknya ada jembutnya. Ada celahnya. Ada seperti bibir luarnya. Di dalam hangat dan lembab. Ada lubangnya, jariku mudah masuk. Di dalam lubang lebih hangat dan basash. Ada benjolan kecil di atasnya, sepertinya agak keras dan licin.

Oh nak, mama mengerang saat jemariku memainkan itilnya, jangan di situ nak, sensitif banget.

Kusamarkan suara, kayakanya lu bikin mamalu sange, terus mainin itilnya. Dia suka tuh.

Mama sepertinya sangat malu, bukan hanya anaknya memainkan memeknya, tapi juga mama malah terangsang. Kini mama ikut menggerakkan pinggulnya.

Kusamarkan suara, bagus, dia bener-bener menikmatinya. Iya kan sekar? Man, sekarang pake mulutlu, jarilu ganti pake lidah. Sekar, lu jangan hentikan anaklu sampai lu keluar. Awas, jangan sampai pura-pura keluar, gw bakalan tau. Juga jangan malu, bilang ke anaklu apa yang mesti dilakukan dan gimana rasanya saat anaklu ngelakuinnya.

Langsung kulahap memek mama dengan mulutku. Kujilati celahnya, dari bawah ke atas. Kuselipkan lidahku ke dalamnya. Kudorong lidahku ke liang memek mama.

Uh, nak, mama bicara di sela erangannya, lidahmu di dalam mama. Kayak keluar masuk. Kerasa gak denyutan memek mama ke lidahmu? Nikmat sayang. Oh… geraknya yang cepat nak. Ya, bener nak… sekarang jilat itil mama. Nah, kayak gitu, terus… ah… nikmat… ahh… ahh… mama keluar, ohhh aahhhh.

Mamaku keluar di wajahku. Kutarik wajahku dan kusamarkan suara, sekarang gw tutup lagi matalu. Awas kalau lu coba ngintip. Aku mundur sambil melihat mama terengah-engah. bagus. Gimana rasanya memek mamalu man? Gw liat lu jilatin memeknya, berarti lu suka ya? Gimana rasanya lidah anaklu Sekar? Kalau liat lu keluar kayaknya lu bener-bener suka lidah anaku ya.

Mama memerah karena malu. Bagaimana mungkin mama bisa menikmati aktifitas seksual yang dilakukan oleh anaknya sendiri? Seorang ibu tak boleh terangsang oleh anaknya, tapi lidahku ternyata membuat mama keluar.

Kusamarkan suara, sekar, gw liat apa yang gak lu liat. Anaklu juga doyan memeklu, kontolnya udah bikin celananya jadi ngembang. Maman, lepas celanamu.

Gw Ayman, bukan Maman, kataku normal sambil berteriak.

Kusamarkan suara, mau ngelawan lu anjing. kutampar tanganku hingga bersuara keras.

Apa itu? mama menjerit ketakutan.





Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top